Selamat Datang di BLOGGER saya

http://nr-fanyauliana.blogspot.com/

Jumat, 28 Oktober 2011

Menjadi Wanita Shalihah

Wanita Shalihah, Sebaik-baik Perhiasan Dunia… (Siapa yg gak pingin jd wanita shalihah?)


Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah“. (HR. Muslim).

———-
Oleh: Abdullah Gymnastiar
MQ Media Online – Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.
Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).


Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.
Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.
Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya.”
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.
Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.

Sungguh mulia wanita yang sholihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat.

Peran wanita sholihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita sholihah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia.
Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholihah.  Oleh karena itu, jadikanlah bulan syawal ini sebagai start untuk menata diri kita menjadi wanita sholihah yang akan mendorong suami dan keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, bukan wanita yang menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki semakin menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang neraka jahannam.

Pengertian Wanita Sholihah

Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim).  Wanita sholihah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Alloh dan RosulNya.  Wanita yang bertaqwa adalah selalu melaksakan segala perintah Alloh dan RasulNya dan menjauh diri dari segala hal yang dilarang oleh Alloh dan RasulNya. Jadi sholihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, seorang istri, anggota masyarakat, dll.

Wanita sholihah akan selalu berusaha melaksanakan syariat Islam dengan sepenuh kekuatan imannya.  Dia akan mendekatkan diri kepada Alloh (taqorrub ilalloh) dengan memperbanyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, menghiasai dirinya dengan akhlaqul karimah, bergaul dengan sesame manusia dengan muamalah yang sesuai syariat Islam, serta selalu memelihara diri agar tidak berbuat maksiyat (perbuatan yang dilarang Alloh dan RosulNya).

Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memilki dien (agama) yang baik sebagai ukuran kesholihan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau hartanya.  Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim]


Kriteria Wanita Sholihah

Wanita sholihah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita sholihah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi.

Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita sholihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

“……….. maka wanita sholihah ialah yang taat kepada Alloh serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]

Wanita sholihah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya,

Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah. Matanya banyak membaca Al-Quran dan tanda=tanda kebesaran alloh di alam ini. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.

Wanita sholihah bersikap qonaah dengan mensyukuri nikmat Alloh apapun adanya, dan  tidak kufur nikmat.  Jiwanya tenang (muthmainnah) sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang-orang disekelilingnya.

Teladannya adalah para istri Rasulullah Saw dan para sahabat wanita.  Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak. Siti Khadijah adalah figur istri sholihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Kesholihahan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah meskipun sudah meninggal.
Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, tidak curhat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.

Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Nabi Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, manaati (suami)-nya jika ia memerintahnya, dan tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya’.” [HR. Ahmad, Al-Hakim, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro, dan Ath-Thobroni).

Wanita sholihah akan selalu mengingat nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernikahan sang putri tercinta untuk tunduk berkhidmat kepada suami disertai dengan qo na’ah; memperhatikan ucapan suami disertai dengan to’ah (taat); menjaga mata dan hidung suami dari melihat sesuatu yang jelek dari istri dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi; memperhatikan waktu makan dan tidurnya karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah; mengaturlah harta suami dengan baik dan pergaulilah keluarganya sebaik mungkin; tidak melakukan maksiat dan menentangnya, tidak membeberkan rahasianya, tidak menampakkan kegembiraan jika suami sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila suami sedang gembira.

Wanita sholihah selalu berusaha meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya dan bersegera menuju ampunan Allah (Qs 3 : 135).

Wanita sholihah menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar.  Tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesajen, tidak kedukun, tidak pakai  jimat dan susuk, atau perbuatan syirik lainnya yang dapat menghapus amal shaleh (QS 4 : 116)

Wanita sholihah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya (Qs Al-Israa’ ayat 23-24, Qs 31 : 13-15)
Wanita sholihah terlihat selalu aktif dalam kegiatan dakwah dan amar makruf nahi mungkar.

Tips Menjadi Wanita Sholihah

Wanita sholihah bisa terbentuk dari faktor keturunan, pola pendidikan, lingkungan dan keteladanan.  Maka perhatikanlah 4 hal tsb untuk menjadi wanita sholihah.   Tetapi yang terpenting adalah dia selalu sadar bahwa dirinya adalah hamba Alloh, yang akan diawasi dan dipertanggungjawabkan seluruh tingkah lakunya.

Romadhon adalah bulan latihan untuk menjadi orang bertaqwa, maka berbuatlah seakan-akan bulan romadhon sepanjang tahun. Yaitu menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Alloh SWT. Berpuasa matanya, mulutnya, tangannya, telinganya, kakinya. Ia akan selalu ngat pada hari akhir nanti dimana mulut dikunci,  yang bicara adalah amalnya selama didunia.

Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. “Seseorang dilihat dari teman-teman di sekelilingnya."

Membersihkan hatinya dari segala penyakit hati, dengan memperbanyak zikir dan beribadah sunnah.

Selalu belajar untuk menambah ilmu yang bermanfaat, terutama ilmu tauhid dan syariat. Sehingga wawasannya dan pengetahuan agamanya bertambah, dan digunakan  untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Selamat berjuang menjadi wanita sholihah!.


KUTIPAN :
http://sweetstrawberry.wordpress.com/2009/04/03/wanita-shalihah-sebaik-baik-perhiasan-dunia-siapa-yg-gak-pingin-jd-wanita-shalihah/
http://www.suara-islam.com/news/keluarga/muslimah/1205-tips-menjadi-wanita-sholihah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar